Selamat Datang. Mari berkongsi idea dan menambah pengetahuan berkenaan seni tanaman hiasan. Semoga blog ini dapat membantu anda dan memberikan seribu satu maklumat.............

Saturday, April 26, 2014

Fungi

PENGENALAN FUNGI

Fungi adalah organisme eukariotik yang bersel tunggal dan kebanyakkannya tidak memiliki klorofil. Sel fungi memiliki dinding yang tersusun atas kitin. Kerana sifat-sifatnya tersebut dalam klasifikasi makhluk hidup, fungi dipisahkan dalam kingdom nya tesendiri, ia tidak termasuk dalam kindom protista, monera, mahupun plantae. Kerana tidak berklorofil, fungi temasuk ke dalam makhluk hidup heterotof ( memperoleh makanan dari organisme lain ), dalam hal ini fungi hidup dengan cara menguraikan bahan-bahan organik yang ada di sekelilingnya. Umumnya fungi hidup secara saprofit ( hidup dengan menguai sampah oganik seperti bangkai menjadi bahan anoganik ). Ada juga fungi yang hidup secara parasit ( memperoleh bahan organik dari tumpangya ), dan sesetengah hidup dengan simbiosis mutualisme ( iaitu hidup dengan organisme lain agar sama-sama mendapat faedahnya ).











9
 
 



CIRI-CIRI DAN STRUKTUR FUNGI

Fungi

  
 1. Fungi merupakan organisma uniseluler ataupun multiseluler umumnya berbentuk hifa,
     hifa bercabang-cabang membentuk bangunan seperti anyaman yang disebut miselium.
     Jenis hifa yang membangun badan fungi multiseluler ada yang bersekat dan ada   yang
 tidak bersekat (hifa coenositik). Fungsi hifa adalah untuk menyerap nutrisi dan sebagai   
 alat reproduksi vegetatif ( membentuk alat pembiakan vegetatif berupa sporangium dan
 konidium ).

 2. Tidak mempunyai klorofil, sehingga tidak mampu membuat makan secara fotosintesis.

 3. Hidup secara heterotof dengan jalan saprofit (menguraikan sampah organik ), parasit
     (merugikan organisme lain), dan simbiosis.

 4. Struktur sel eukariotik, memiliki dinding sel yang terbuat dari kitin.

 5. Habitat fungi secara umum terdapat di dalam dan tempat yang lembab.

10
 
 


CARA MAKAN DAN HABITAT FUNGI
          
Semua jenis fungi bersifat heterotrof. Namun, berbeZa dengan organisme lainnya, fungi  bukan pemangsa dan tidak mencernakan makanan.  Untuk memperoleh makanan, fungi menyerap zat organik dari sekelilinya melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh kerana fungi merupakan konsumen maka fungi bergantung pada organisme lain yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan keperluan lainnya.Sebagai makhluk heterotrof, fungi dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Di samping itu, fungi juga ada yang bersimbiosis dengan organisme lain.

1. Parasit Obligat

Parasit obligat adalah fungi yang hanya dapat hidup pada inangnya,  sedangkan di luar tumpang  tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii ( khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS ).

2. Parasit fakultatif

Parasit fakultatif adalah fungi yang bersifat parasit jika mendapatkan tumpang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan tumpang  yang sesuai.

3. Saprofit
11
 

Saprofit merupakan fungi pelapuk yang mengubah susunan zat organik yang mati. Fungi saprofit menyerap makanannya dari organisma yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar fungi saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada sumber makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan-bahan organik sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya. Cara hidup fungi lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Fungi yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme fungi dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza. Dalam simbiosis ini fungi membantu menukar senyawa organik yang terdapat pada tanaman kacang-kacangan dengan meniral. Fungi juga bersimbiosis mutualistis dengan “leaf-cuting ant” yang memotong daun dan membawanya ke dalam liang. Di dalam liang, daun menjadi makanan fungi. Fungi yang tumbuh selanjutnya menjadi makanan semut.


























12
 
 



PEMBIAKAN

Oleh sebab fungi terbahagi kepada dua, iaitu uniseluler (besel tunggal) dan multiseluler),  kedua-dua ini memiliki cara pembiakan yang berbeza.
fungi uniseluler membiak secara aseksual dengan membentuk tunas, dan secara seksual dengan membentuk spora askus. Sedangkan fungi multiseluler yang terbentuk dari rangkaian sel membentuk benang seperti kapas, yang disebut benang hifa. Dalam perkembangbiakkannya secara aseksual ia memutuskan benang hifa (fragmentasi), membentuk spora aseksual yaitu zoospora, endospora, dan konidia. Secara seksual melalui pelebuan anatara inti jantan dan inti betina sehingga terbentuk spora  askus atau spora sidium.

reproduksi
Add caption






13
 
 


KEPENTINGAN EKONOMI

  1. Saccharomyces cereviceae, untuk pembuatan roti dan minuman beralkohol salah satunya berguna untuk membuat bir, dan alkohol. mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dengan proses fermentasi
  2. Tuber magnatum atau Truffle putih digunakan dalam kuliner.
  3. Ragi anggur Saccharomyces ellipsoideus, untuk pembuatan wine dari anggur.
  4. Ragi tuak Saccharomyces tuac, untuk pembuatan tuak dari air nira.
  5. Kapang oncom Neurospora sitophila, untuk pembuatan oncom
  6. Neurospora crassa, kapang yang dipakai sebagai organisme model dalam biologi.
  7. Saccharomyces sp, Ciri umum Saccharomyces sp (ragi) tidak mempunyai hifa dan tubuh buah. Jenis ragi yang dimanfaatkan untuk pembuatan tapai atau pengembang adonan roti adalah Saccharo-myces cerevisiae. fungi ini dapat memfermentasi glukosa menjadi alkohol dan karbon dioksida.
  8. Saccharomyces cerevisiae sebagai pengembang roti atau kuih akan berhenti tumbuh jika kadar alkohol mencapai 4-5%, sedangkan CO2 yang dihasilkan akan mengembangkan adonan roti. Alkohol akan menguap habis ketika roti dibakar. Saccharomyces cerevisiae yang dimanfaatkan dalam minuman beralkohol baru berhenti tumbuh (berkembang biak) pada kadar alkohol mencapai 14-17%.
  9. Penecillium notatum dan P. chrysogenum penghasil zat antibiotik (penisilin) yang ditemukan tahun 1929 oleh Alexander Fleming.
  10. Penecillium cammemberti dan P. requefort dimanfaatkan untuk meningkatkan kualiti keju.









14
 
 


PENGELASAN
6.6.1 Filum Chytridiomycota
6.6.2 Filum Zygomycota
6.6.3 Filum Ascomycota
6.6.4 Filum Basidiomycota
6.6.5 Filum Deuteromycota
























15
 
 


6.6.1 Filum Chytridiomycota
Filum Chtridiomycota  merupakan nenek moyang  dari kelompok fungi tingkat tinggi. Diantara anggota fungi, hanya kelompok Chytrid yang memiliki flagella. Menurut  Berbee dan Taylor (dalam Roosheroe,dkk:74) berdasarkan waktu geologi dan molecular clock, divergensi kingdom Fungi terjadi sebelum tumbuhan mengkolonisasi daratan (zaman Kambrian, sekitar 900 juta tahun yang lalu). Filum tersebut hanya memuat satu kelas iaitu Chitridiomycetes. Kelas Chitridiomycetes terdiri dari 5 iaitu Chytridiales, Spirallomycetes, Blastocladiales, Monoblepharidales, dan Neacallimastigales.
Secara keseluruhan, Chytridiomycota sering disebut juga sebagai chytrids walaupun  istilah tersebut hanya untuk ordo Chytridiales.
Morfologi
Chytrids bersifat uniseluler, berkoloni, atau merupakan organisma yang berfilamen yang mengambil nutrien dengan cara absorbs dan mempunyai sebuah alat gerak yang terletak di bagian posterior, chytrid demikian disebut zoospore berflagel tunggal (uniflagellated zoospores). Beberapa spesies memiliki flagella dua atau lebih (bi- dan polyflagellated zoospores)
Secara tradisional, Chytridiomycota disebut fungi akuatik, tetapi pernyataan tersebut adalah anggapan yang salah. Sebagian besar spesies Chtridiomycota , terdapat di tanah sebagai saprofit yang hidup pada bahan organik. Chytridiomycota merupakan pengurai awal bahan-bahan organic di alam, seperti kitin, keratin, selulosa dan hemiselulosa. Ada diantaranya hidup sebagai halofil yang ditemukan di estuaria. Banyak chytrid hidup di dalam alat pencernaan haiwan. Banyak juga yang bersifat parasit pada mikroflora dan mikrofauna, seperti algae dan rotifer, dan beberapa parasit pada tumbuhan berpembuluh.
Anatomi
Chytridiomycetes merupakan fungi yang paling primitif.  Anggotanya aquatic dengan dinding sel mengandung chitin tanpa selulosa, dan sporanya berflagel.
16
 
 


pembiakan
Hifa kapang Chytriodiomycota adalah soenositik (coenocyctic), septum baru dibentuk apabila fungi akan membuat alat pembiakan sporangium. Mula-mula sporangium mengandung protoplasma berisi banyak yang kemudian membelah menjadi bahagian-bahagian kecil berisi tunggal yang selanjutnya memperolehi flagella posterior dan disebut zoospore. Zoospore keluar dari sporangium melalui papillae atau melalui lubang di dinding sporangium, dan berenanng sebelum menjadi kista. Kista tersebut akan bercambah menjadi hifa baru.
Pembiakan seksual berlangsung dengan cara kopulasi antara planogamet-planogamet yang memiliki morfologi sama (isogamet) atau tidak sama (anisogamet) dengan menghasilkan suatu zigot yang akan tumbuh kembali menjadi hifa.
Pada proses pembiakan spora “gabungan dua nucleus”.terdapat tiga tahap, namely, plasmogamy, karyogamy dan meosis.
Proses plasmogami (gabungan dua protoplast yang membawa dua haploid secara bersama dalam satu sel). Terdapat beberapa cara plasmogamy.
  1. Gametangial copulation (gametangiogamy), terjadi kontak atau penggabungan antara gamet jantan dan betina.
  2. Planogametic copulation (gametogamy) terjadi penggabungan 2 planogamet denngan yang lain.
3. Gametangial contact (gametangy) dua gametangia yang berbeda sex dan mengadakan hubungan dan plasmogamy yang mendapat struktur tambahan yang disebut tuba fertilisasi (oomycetes) dan trichogyne (Ascomycetes)
4. Spermatization (spermatogamy) pada jantan disebut spermatia yang dapat menempel pada trichogyne (Ascomycetes) atau menerima hypha (Basidiomycetes), lubang berkembang pada ujung dari hubungan dan isi dari spermatial bermigrasi untuk menjadi bentuk yang baru.
5 Somatogamy ialah penggabungan dua struktur vegetatif yang bertujuan plasmogamy dalam siklus seksual.
17
 
 


6.6.2 Filum Zygomycota


Jamur Zygomycota


Tubuh Zygomycota terdiri dari benang hifa yang bersekat melintang, ada pula yang tidak bersekat melintang. Hifa bercabang-cabang banyak dan dinding selnya mengandungi kitin.
Contoh fungi ini adalah fungi yang tumbuh pada tempe, selain itu ada juga yang hidup secara saprofit pada roti, nasi, dan bahan makanan lainnya. Ada pula yang hidup secara parasit, misalnya penyebab penyakit busuk pada ular jalar. fungi Zygomycota berkembangbiak secara aseksual dengan spora. Beberapa hifa akan tumbuh ke atas dan ujungnya menggembung membentuk spoangium. Sporangium yang masuk berwarna hitam. Spoangium kemudian pecah dan spora tersebar, spora jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh membentuk benang baru. Reproduksi secara seksual dilakukan sebagai berikut :
dua hifa yakni hifa betina (hifa -) dan hifa jantan (hifa +) betemu, kemudian inti jantan dan inti betina melebu, terbentuk zigot yang berdinding tebal. Zigot menghasilkan kota spora yang disebut zigosporangium dan sporanya disebut zygospora. Zygospora mengalamai dormansi (istirahat) selama 1-3 bulan. Setelah itu zigospora akan berkecambah membentuk hifa. Hifa jantan dan betina hanya istilah saja , dan disebut jantan, jika hifanya memberi isi sel, disebut betina kalau menerima isi sel.





18
 
 


6.6.3 Filum Ascomycota
Jamur Ascomycota

Hidup saprofit di dalam tanah atau hipogean, hidup di kotoran ternak disebut koprofil, ada juga yang parasit pada tumbuhan. Tubuhnya terdiri atas benang-benang yang bersekat atau ada yang unisel. Ciri Khusus dari fungi Ascomycota adalah dapat menghasilkan spora askus (askospora), yaitu spora hasil repoduksi seksual, berjumlah 8 spora yang tersimpan di dalam kotak spoa. Kotak spora ini menyerupai kantong sehigngga disebut askus, untuk mengetahui bentuk dan stuktu askus perlu pengamatan yang teliti.

 a.pembiakan secara sesksual
pembiakan secara seksual dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut. Hifa yang bercabang-cabang yang berdifensiasi membentuk alat reproduksi betina yang ukurannya menjadi lebih besar, yang disebut askogonium. Di dekatnya , dari ujung hifa lain terbentuk alat pembiakan jantan yang disebut anteridium berinti haploid(n kromosom). Dari askogonium tumbuh saluran yang menghubungkan antara askogonium dan anteridum. Saluran itu disebut trikogin. Melalui saluran trikogin inilah isi sel dari anteidium pindah dan masuk ke dalam askogonium. Selanjutnya, isi anteridium dan isi askogonium berpasanga. Setelah terbentuk pasangan isi, dari askogonium tumbuh beberapa hifa. Hifa ini disebut sebagai hifa askogonium . kemudian isi yang berpasangan itu masuk ke dalam askogonium ,kemudian membelah secara mitosis, namun tetap saja berpasangan. Setelah memasuki isi hifa askogonium terus tumbuh, membentuk sekat melintang, dan bercabang-cabang banyak. Di ujung-ujung hifa askogonium ini terdapat dua isi. Ujung hifainilah yang kelak akan membentuk askus. Cabang-cabang hifa itu dibungkus oleh miselium, bentuknya kompak,yang mudah menjadi tubuh buah atau askokarp.
19
 
 


Dua isi di dalam askus yang berasal dari ujung hifa itu membelah secara meiosis membentuk 8 buah spoa. Jadi, spoa tersebut terbentuk di dalam askus, kerana itulah disebut  spora askus. Spora askus dapat tersebar kemana-mana karena angin. Jika jatuh di tempat yang sesuai spora askus akan tumbuh menjadi benag hifa baru.

b.pembiakan Secara Aseksual
Selain pembiakan secara seksual, fungi ini juga melakukan perkembangbiakkan secara aseksual melalui pembentukan tunas, pembentukan konidia, fragmentas. Warna spora dan konidia bemacam-macam. Ada yang hitam,coklat, bahkan kebiruan, dan juga ada yang merah oranye.
Ukuran tubuh Ascomycota ada yang mikroskopis (satu sel), ada yang makroskopis (dapat dilihat dengan mata). Golongan fungi ini ada yang hidup saprofit, parasit dan ada pula yang bersimbiosis.

Kesimpulan :Ascomycota
·         Hidup saprofit,parasit, ada yang bersimbiosis
·         Hifa bersekat melintang, bercabang-cabang
·         Pembiakan  aseksual dengan tunas, fragmentasi, konidia
·         Pembiakan  seksual dengan menghasilkan spora askus












20
 
 


6.6.4 Filum Basidiomycota

Jamur Basidiomycota


Ads not by this site
Fungi Basidiomycota secaraumumnya merupakan fungi makroskopik, yang dapat dilihat dengan mata kasar, kerana ukurannya yang besar. Pada musim hujan dapat kita lihat pada pohon, misalnya fungi kuping, fungi pohon, atau di tanah yang banyak mengandung bahan oganik, misalnya fungi barat. Bentuk tubuh buahnya kebanyakan mirip payung misalnya pada fungi merang yang kita amati. Basidiomycota ada yang boleh dimakan misalnya fungi merang, cendawan tiram, fungi shiltake, dan lainnya, fungi tersebut merupakan makan yang bergizi tinggi.

Hifa Basidiomycota memiliki sekat melintang, berinti satu (monokaiotik) atau dua (dikariotik). Miseliumnya berada pada substrat. Dari hifa dikariotik dapat muncul tubuh buah berbentuk payung atau bentuk lain yang menjulang di atas substrat. Bagian tubuh buah inilah yang enak dimakan. Tubuh buah atau basidiokarp merupakan tempat tumbuhnya basidium. Setiap basidium menghasilkan 4 spora basidum.

Secara singkat daur hidup Basidiomycota :Hifa (+) bertemu hifa (-) à inti dari hifa (+)pindah ke hifa(-) à hifa dikariotik à tumbuh miselium muncul basidiokarpàmembentuk basidium à spora basidium

Kesimpulan :Basidiomycota
·         Merupakan fungi makroskopik
·        
21
 
Hifa bersekat melintang, monokariotik, atau dikariotik
·         Menghasilkan spora basidium dari reproduksi seksualnya
·         Reproduksi aseksual dengan Konidia






























22
 
 


6.6.5 Filum Deuteromycota

4.Divisi Deuteromycota

Ciri-ciri Jamur Deuteromycota (Jamur Imperfeksi) 
Telah dinyatakan sebelumnya bahawa fungi yang epoduksi seksualnya menghasilkan askus digolongkankedalam Ascomycota dan yang menghasilkan basidium dikelaskan kedalam Basidiomycota. tetapi bukan semua fungi yang dijumpai di alam telah diketahui cara pembiakan seksualnya. Kira-kira terdapat sekitar 1500 jenis fungi yang belum diketahui cara pembiakan seksualnya. Akibat dari hal ini, kita tidak dapat menggolongkan 1500 fungi tersebut. fungi yang demikian untuk sementara waktu digolongkan ke dalam Deuteromycota atau “fungi tak tentu”. Jadi Deuteromycota bukanlah penggolongan yang sejati atau bukan takson. Jika kemudian menurut penelitian ada jenis dari fungi ini yang diketahui proses reproduksi seksualnya,maka akan dimasukkan ke dalam ascomycota atau Basidiomycota. Sebagai cotnoh adalah fungi oncom yang mula-mula fungi ini berada di divisi deuteromycota dengan nama Monilla Sithophila. Namun setelah diteliti ternyata fungi ini menghasilkan askus sehingga dimasukkan ke dalam Ascomycota. Fungi  Deuteromycota yang tergolong pada jamur imperfeksi banyak yang menimbulkan penyakit, misalnya, fungi Helminthosporium oryzae, dapat merosak kecambah, terutama menyerang buah dan menimbulkan nodanoda hitam pada daun tumpang; Sclerotium rolfsii merupakan penyakit busuk pada berbagai tanaman. Jenis fungi dalam kelompok  Deuteromycota yang menguntungkan adalah fungi oncom (Monilia sitophila atau sekarang bernama Neurospora sitophila).



23
 
 


Lampiran



Keratin akhbar
ARKIB : 07/02/2004
Mempelbagaikan fungsi kulat
Oleh LAUPA JUNUS
(WARTAWAN UTUSAN)
KEBANYAKAN ahli masyarakat kita hari ini tidak begitu menyedari tentang kepentingan organisma kulat dan cendawan. Jika ada pun yang meminati cendawan, ia hanya digunakan sebagai hidangan sayuran yang enak dan berkhasiat tinggi.
Bagaimanapun, sebahagian daripada kita menganggap kulat sebagai satu organisma yang tidak berfaedah dan boleh mendatangkan kemudaratan kepada kehidupan.
Tetapi para saintis mempunyai pendapat yang berbeza tentang kedua-duanya tumbuhan tersebut.
Bagi mereka, cendawan dan kulat berperanan penting dalam kehidupan manusia dan alam sekitar.
Menurut penyelidik di Institut Sains Biologi, Universiti Malaya, Prof. Madya Dr. Siti Aisah Alias, kulat atau juga dikenali sebagai Fungi merupakan satu daripada enam kingdom organisma hidup.
Selain Fungi, lima kingdom yang lain adalah Plantae, Animalia, Archaebacteria, Eubacteria dan Protista.
Kulat sendiri terbahagi kepada lima bahagian iaitu Askomikota, Basidiomikota (cendawan tergolong di bawah bahagian ini), Deuteromikota, Zigomikota dan Citridiomikota.
Siti Aisah menjelaskan bahawa orang ramai perlu mengubah tanggapan terhadap kulat yang sering dilihat sebagai organisma yang tidak berfaedah. Ini kerana kulat telah terbukti dapat memberi sumbangan besar dalam pelbagai bidang demi kesejahteraan hidup manusia.
Menurut beliau lagi, fungsi kulat dapat dilihat menerusi kegunaannya dalam proses pembuatan roti, penghasilan antibiotik dan proses penapaian untuk penghasilan wain.
24
 
Kulat secara amnya amat penting dalam pelbagai tujuan khususnya dalam bidang perubatan. Kulat dan metabolitnya telah menjadi tumpuan sejak penemuan penisilin oleh Sir Alexander Fleming.
Kumpulan organisma ini bukan saja mempamerkan aktiviti antibakteria tetapi juga pelbagai jenis bioaktiviti yang lain seperti imunosuppresi (hentikan tindak balas penolakan apabila organ baru dimasukkan ke dalam badan), vitamin dan sitotoksisiti (keracunan).
Hari ini lebih daripada 120 jenis ubat yang digunakan (siklosporin A, adriamisin) berasal daripada mikro-organisma ini.
Cendawan juga merupakan organisma yang amat berguna sebagai makanan dan mempunyai kandungan protein yang tinggi dan rendah kolestrol.
Justeru itu, kajian mengenai kulat perlu dipertingkatkan lagi bagi mencari kemungkinan fungsi kulat yang masih belum diketahui.
Malangnya sehingga ke hari ini, jumlah ahli mikologi (penyelidik kulat) amat sedikit. Ini disebabkan masih kurang kesedaran tentang kepentingan kulat dalam kehidupan.
Tegas Siti Aisah lagi, terdapat andaian bahawa jumlah spesies kulat kini dianggarkan sebanyak 250,000 dan ada sumber yang menganggarkan jumlahnya mencecah hampir 1.5 juta. Kekurangan ahli mikologi merupakan salah satu sebab mengapa banyak spesies kulat belum ditemui dan diketahui manfaatnya.
Misalnya penyelidikan kulat marin yang banyak dijalankan oleh beliau setakat ini hanya menemui 380 spesies. Kekurangan pakar kulat marin juga membawa kesan negatif memandangkan kajian penskrinan sebatian kulat jenis ini banyak dilakukan oleh syarikat farmasi di negara-negara Eropah dan Amerika Syarikat sedangkan tiga perempat daripada strain kulat jenis itu datangnya dari Negara Dunia Ketiga, termasuk Malaysia.
Negara Dunia Ketiga dianggap mengalami kerugian kerana kerja-kerja penskrinan kulat itu bakal membawa keuntungan sehingga berbilion dolar kepada syarikat yang terbabit.
Malaysia sepatutnya tidak boleh berpeluk tubuh melihat bagaimana syarikat-syarikat luar mengaut keuntungan besar sedangkan sumber asalnya diperolehi dengan mudah di negara ini.
Kedudukan Malaysia sebagai negara yang memiliki kepelbagaian biologi di tempat ke-12 di dunia perlu dijadikan perangsang kepada saintis tempatan untuk menceburi penyelidikan mengenai kulat.
Sudah tiba masanya saintis di negara ini mengeksploitasi sumber semula jadi dan seterusnya penggunaannya dikembangkan menerusi bidang bioteknologi, kata Dr. Siti Aisah.
Apatah lagi kos penyelidikan mengenai kepelbagaian biologi amat rendah memandangkan ia hanya melibatkan penggunaan sumber semata-mata.
Satu lagi aspek yang tidak kurang pentingnya adalah bagaimana konservasi alam sekitar menyumbang kepada penyelidikan kulat.
25
 
Menurut Dr. Siti Aisah, dalam aspek konservasi alam sekitar, biasanya tahap dan fungsi ekologi sahaja diambil kira tetapi paras genetik tidak diendahkan.
Paras genetik memainkan peranan penting dalam penyelidikan kulat khususnya dalam penubuhan bank genetik. Ini bermakna kemusnahan habitat sekaligus menyebabkan kehilangan sumber genetik yang menjadi asas penyelidikan kulat.
Hari ini Dr. Siti Aisah merupakan satu-satunya saintis yang menjalankan penyelidikan mengenai kepelbagaian biologi kulat marin di Malaysia.
Malah beliau akan menghasilkan sebuah buku bertajuk `Malaysia Fungal Checklist' yang akan menyenaraikan kira-kira 1,500 spesies kulat marin.
Sehingga kini, beliau telah menemui 40 spesies kulat baru. Pemencilan kultur tulen yang dijalankan membolehkan lebih banyak kajian lanjut dibuat.
Penyelidikannya kini lebih tertumpu kepada penskrinan kulat bagi mengenal pasti sebatian yang terkandung di dalamnya.
Penyelidikan ini penting bagi membantu industri bioteknologi dan ubat-ubatan khususnya dalam mencari penawar kepada penyakit kanser.
Selain dari itu, Dr. Siti Aisah juga terlibat dalam penyelidikan diversiti kulat di Antartika, kajian ekologi, kepelbagaian biologi dan taksonomi kulat dalam ekosistem marin di hutan bakau dan pesisiran pantai.


No comments:

Post a Comment