PENGENALAN
FUNGI
Fungi adalah organisme eukariotik yang bersel tunggal dan kebanyakkannya
tidak memiliki klorofil. Sel fungi memiliki dinding yang tersusun atas kitin.
Kerana sifat-sifatnya tersebut dalam klasifikasi makhluk hidup, fungi
dipisahkan dalam kingdom nya tesendiri, ia tidak termasuk dalam kindom protista, monera, mahupun plantae. Kerana tidak berklorofil,
fungi temasuk ke dalam makhluk hidup heterotof ( memperoleh makanan dari
organisme lain ), dalam hal ini fungi hidup dengan cara menguraikan bahan-bahan
organik yang ada di sekelilingnya. Umumnya fungi hidup secara saprofit ( hidup
dengan menguai sampah oganik seperti bangkai menjadi bahan anoganik ). Ada juga fungi yang
hidup secara parasit ( memperoleh bahan organik dari tumpangya ), dan
sesetengah hidup dengan simbiosis mutualisme ( iaitu hidup dengan organisme
lain agar sama-sama mendapat faedahnya ).
CIRI-CIRI
DAN STRUKTUR FUNGI
1. Fungi merupakan organisma uniseluler ataupun multiseluler umumnya
berbentuk hifa,
hifa bercabang-cabang membentuk bangunan
seperti anyaman yang disebut miselium.
Jenis hifa yang membangun badan fungi
multiseluler ada yang bersekat dan ada yang
tidak bersekat (hifa
coenositik). Fungsi hifa adalah untuk menyerap nutrisi dan sebagai
alat reproduksi vegetatif ( membentuk
alat pembiakan vegetatif berupa sporangium dan
konidium ).
2. Tidak mempunyai klorofil, sehingga tidak mampu membuat makan secara
fotosintesis.
3. Hidup secara heterotof dengan jalan saprofit (menguraikan sampah
organik ), parasit
(merugikan organisme lain), dan simbiosis.
4. Struktur sel eukariotik, memiliki dinding sel yang terbuat dari kitin.
5. Habitat fungi secara umum terdapat di dalam dan tempat yang lembab.
CARA MAKAN DAN HABITAT FUNGI
Semua jenis
fungi bersifat heterotrof. Namun, berbeZa dengan organisme lainnya, fungi bukan pemangsa dan tidak mencernakan makanan.
Untuk memperoleh makanan, fungi menyerap
zat organik dari sekelilinya melalui hifa dan miseliumnya, kemudian
menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh kerana fungi merupakan konsumen maka
fungi bergantung pada organisme lain yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan keperluan lainnya.Sebagai makhluk
heterotrof, fungi dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau
saprofit. Di samping itu, fungi juga ada yang bersimbiosis dengan organisme
lain.
1. Parasit Obligat
Parasit obligat adalah fungi yang hanya dapat hidup pada
inangnya, sedangkan di luar tumpang tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia
carinii ( khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS ).
2. Parasit fakultatif
Parasit fakultatif adalah fungi yang bersifat parasit jika
mendapatkan tumpang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak
mendapatkan tumpang yang sesuai.
3. Saprofit
Saprofit merupakan fungi pelapuk yang mengubah susunan zat organik yang mati.
Fungi saprofit menyerap makanannya dari organisma yang telah mati seperti kayu
tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar fungi saprofit mengeluarkan enzim
hidrolase pada sumber makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi
molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga
langsung menyerap bahan-bahan organik sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup fungi lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Fungi yang hidup bersimbiosis, selain menyerap
makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi
simbionnya. Simbiosis mutualisme fungi dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza.
Dalam simbiosis ini fungi membantu menukar
senyawa organik yang terdapat pada tanaman kacang-kacangan dengan meniral. Fungi
juga bersimbiosis mutualistis dengan “leaf-cuting
ant” yang memotong daun dan membawanya ke dalam liang. Di dalam liang, daun
menjadi makanan fungi. Fungi yang tumbuh selanjutnya menjadi makanan semut.
PEMBIAKAN
Oleh
sebab fungi terbahagi kepada dua, iaitu uniseluler (besel tunggal) dan
multiseluler), kedua-dua ini memiliki cara
pembiakan yang berbeza.
fungi uniseluler membiak secara
aseksual dengan membentuk tunas, dan secara seksual dengan membentuk spora
askus. Sedangkan fungi multiseluler yang terbentuk dari rangkaian sel membentuk
benang seperti kapas, yang disebut benang hifa. Dalam perkembangbiakkannya
secara aseksual ia memutuskan benang hifa (fragmentasi), membentuk spora
aseksual yaitu zoospora, endospora, dan konidia. Secara seksual melalui
pelebuan anatara inti jantan dan inti betina sehingga terbentuk spora
askus atau spora sidium.
|
Add caption |
KEPENTINGAN
EKONOMI
- Saccharomyces
cereviceae, untuk pembuatan roti dan minuman beralkohol
salah satunya berguna untuk membuat bir, dan alkohol. mampu mengubah
glukosa menjadi alkohol dan CO2 dengan proses fermentasi
- Tuber magnatum atau Truffle putih
digunakan dalam kuliner.
- Ragi anggur
Saccharomyces ellipsoideus,
untuk pembuatan wine dari anggur.
- Ragi tuak
Saccharomyces tuac, untuk
pembuatan tuak dari air nira.
- Kapang oncom
Neurospora sitophila,
untuk pembuatan oncom
- Neurospora crassa, kapang yang dipakai
sebagai organisme
model dalam biologi.
- Saccharomyces sp, Ciri
umum Saccharomyces sp (ragi)
tidak mempunyai hifa dan tubuh buah. Jenis ragi yang dimanfaatkan untuk
pembuatan tapai atau pengembang adonan roti adalah Saccharo-myces cerevisiae. fungi ini dapat memfermentasi
glukosa menjadi alkohol dan karbon dioksida.
- Saccharomyces cerevisiae sebagai
pengembang roti atau kuih akan berhenti tumbuh jika kadar alkohol mencapai
4-5%, sedangkan CO2 yang dihasilkan akan mengembangkan adonan roti.
Alkohol akan menguap habis ketika roti dibakar. Saccharomyces cerevisiae yang dimanfaatkan dalam minuman
beralkohol baru berhenti tumbuh (berkembang biak) pada kadar alkohol
mencapai 14-17%.
- Penecillium notatum dan
P. chrysogenum penghasil zat antibiotik (penisilin) yang ditemukan tahun
1929 oleh Alexander Fleming.
- Penecillium cammemberti dan
P. requefort dimanfaatkan untuk meningkatkan kualiti keju.
PENGELASAN
6.6.1
Filum Chytridiomycota
6.6.2
Filum Zygomycota
6.6.3
Filum Ascomycota
6.6.4
Filum Basidiomycota
6.6.5
Filum Deuteromycota
6.6.1 Filum
Chytridiomycota
Filum
Chtridiomycota merupakan nenek moyang dari kelompok fungi tingkat tinggi. Diantara
anggota fungi, hanya kelompok Chytrid yang memiliki flagella. Menurut Berbee dan Taylor (dalam Roosheroe,dkk:74)
berdasarkan waktu geologi dan molecular clock, divergensi kingdom Fungi terjadi
sebelum tumbuhan mengkolonisasi daratan (zaman Kambrian, sekitar 900 juta tahun
yang lalu). Filum tersebut hanya memuat satu kelas iaitu Chitridiomycetes.
Kelas Chitridiomycetes terdiri dari 5 iaitu Chytridiales, Spirallomycetes,
Blastocladiales, Monoblepharidales, dan Neacallimastigales.
Secara
keseluruhan, Chytridiomycota sering disebut juga sebagai chytrids
walaupun istilah tersebut hanya untuk
ordo Chytridiales.
Morfologi
Chytrids
bersifat uniseluler, berkoloni, atau merupakan organisma yang berfilamen yang
mengambil nutrien dengan cara absorbs dan mempunyai sebuah alat gerak yang
terletak di bagian posterior, chytrid demikian disebut zoospore berflagel
tunggal (uniflagellated zoospores). Beberapa spesies memiliki flagella dua atau
lebih (bi- dan polyflagellated zoospores)
Secara
tradisional, Chytridiomycota disebut fungi akuatik, tetapi pernyataan tersebut
adalah anggapan yang salah. Sebagian besar spesies Chtridiomycota , terdapat di
tanah sebagai saprofit yang hidup pada bahan organik. Chytridiomycota merupakan
pengurai awal bahan-bahan organic di alam, seperti kitin, keratin, selulosa dan
hemiselulosa. Ada diantaranya hidup sebagai halofil yang ditemukan di estuaria.
Banyak chytrid hidup di dalam alat pencernaan haiwan. Banyak juga yang bersifat
parasit pada mikroflora dan mikrofauna, seperti algae dan rotifer, dan beberapa
parasit pada tumbuhan berpembuluh.
Anatomi
Chytridiomycetes
merupakan fungi yang paling primitif. Anggotanya aquatic dengan dinding
sel mengandung chitin tanpa selulosa, dan sporanya berflagel.
pembiakan
Hifa
kapang Chytriodiomycota adalah soenositik (coenocyctic), septum baru dibentuk
apabila fungi akan membuat alat pembiakan sporangium. Mula-mula sporangium
mengandung protoplasma berisi banyak yang kemudian membelah menjadi bahagian-bahagian
kecil berisi tunggal yang selanjutnya memperolehi flagella posterior dan
disebut zoospore. Zoospore keluar dari sporangium melalui papillae atau melalui
lubang di dinding sporangium, dan berenanng sebelum menjadi kista. Kista
tersebut akan bercambah menjadi hifa baru.
Pembiakan
seksual berlangsung dengan cara kopulasi antara planogamet-planogamet yang
memiliki morfologi sama (isogamet) atau tidak sama (anisogamet) dengan
menghasilkan suatu zigot yang akan tumbuh kembali menjadi hifa.
Pada
proses pembiakan spora “gabungan dua nucleus”.terdapat tiga tahap, namely,
plasmogamy, karyogamy dan meosis.
Proses
plasmogami (gabungan dua protoplast yang membawa dua haploid secara bersama
dalam satu sel). Terdapat beberapa cara plasmogamy.
- Gametangial copulation
(gametangiogamy), terjadi kontak atau penggabungan antara gamet jantan dan
betina.
- Planogametic copulation
(gametogamy) terjadi penggabungan 2 planogamet denngan yang lain.
3.
Gametangial contact (gametangy) dua gametangia yang berbeda sex dan mengadakan
hubungan dan plasmogamy yang mendapat struktur tambahan yang disebut tuba
fertilisasi (oomycetes) dan trichogyne (Ascomycetes)
4.
Spermatization (spermatogamy) pada jantan disebut spermatia yang dapat menempel
pada trichogyne (Ascomycetes) atau menerima hypha (Basidiomycetes), lubang
berkembang pada ujung dari hubungan dan isi dari spermatial bermigrasi untuk
menjadi bentuk yang baru.
5
Somatogamy ialah penggabungan dua struktur vegetatif yang bertujuan plasmogamy
dalam siklus seksual.
6.6.2 Filum
Zygomycota
Tubuh Zygomycota terdiri dari benang
hifa yang bersekat melintang, ada pula yang tidak bersekat melintang. Hifa
bercabang-cabang banyak dan dinding selnya mengandungi kitin.
Contoh fungi ini adalah fungi
yang tumbuh pada tempe, selain itu ada juga yang hidup secara saprofit pada
roti, nasi, dan bahan makanan lainnya. Ada pula yang hidup secara parasit,
misalnya penyebab penyakit busuk pada ular jalar. fungi Zygomycota
berkembangbiak secara aseksual dengan spora. Beberapa hifa akan tumbuh ke atas
dan ujungnya menggembung membentuk spoangium. Sporangium yang masuk berwarna
hitam. Spoangium kemudian pecah dan spora tersebar, spora jatuh di tempat yang
sesuai akan tumbuh membentuk benang baru. Reproduksi secara seksual dilakukan
sebagai berikut :
dua hifa yakni hifa betina (hifa -) dan hifa jantan (hifa +) betemu, kemudian
inti jantan dan inti betina melebu, terbentuk zigot yang berdinding tebal.
Zigot menghasilkan kota spora yang disebut zigosporangium dan sporanya disebut
zygospora. Zygospora mengalamai dormansi (istirahat) selama 1-3 bulan. Setelah
itu zigospora akan berkecambah membentuk hifa. Hifa jantan dan betina hanya
istilah saja , dan disebut jantan, jika hifanya memberi isi sel, disebut betina
kalau menerima isi sel.
6.6.3
Filum Ascomycota
Hidup saprofit di dalam tanah
atau hipogean, hidup di kotoran ternak disebut koprofil, ada juga yang parasit
pada tumbuhan. Tubuhnya terdiri atas benang-benang yang bersekat atau ada yang
unisel. Ciri Khusus dari fungi Ascomycota adalah dapat menghasilkan spora askus
(askospora), yaitu spora hasil repoduksi seksual, berjumlah 8 spora yang
tersimpan di dalam kotak spoa. Kotak spora ini menyerupai kantong sehigngga
disebut askus, untuk mengetahui bentuk dan stuktu askus perlu pengamatan yang
teliti.
a.pembiakan secara sesksual
pembiakan secara seksual dapat
dijelaskan secara ringkas sebagai berikut. Hifa yang bercabang-cabang yang
berdifensiasi membentuk alat reproduksi betina yang ukurannya menjadi lebih
besar, yang disebut askogonium. Di dekatnya , dari ujung hifa lain terbentuk
alat pembiakan jantan yang disebut anteridium berinti haploid(n kromosom). Dari
askogonium tumbuh saluran yang menghubungkan antara askogonium dan anteridum.
Saluran itu disebut trikogin. Melalui saluran trikogin inilah isi sel dari
anteidium pindah dan masuk ke dalam askogonium. Selanjutnya, isi anteridium dan
isi askogonium berpasanga. Setelah terbentuk pasangan isi, dari askogonium
tumbuh beberapa hifa. Hifa ini disebut sebagai hifa askogonium . kemudian isi
yang berpasangan itu masuk ke dalam askogonium ,kemudian membelah secara
mitosis, namun tetap saja berpasangan. Setelah memasuki isi hifa askogonium terus
tumbuh, membentuk sekat melintang, dan bercabang-cabang banyak. Di ujung-ujung
hifa askogonium ini terdapat dua isi. Ujung hifainilah yang kelak akan
membentuk askus. Cabang-cabang hifa itu dibungkus oleh miselium, bentuknya
kompak,yang mudah menjadi tubuh buah atau askokarp.
Dua isi di dalam askus yang berasal
dari ujung hifa itu membelah secara meiosis membentuk 8 buah spoa. Jadi, spoa
tersebut terbentuk di dalam askus, kerana itulah disebut spora askus.
Spora askus dapat tersebar kemana-mana karena angin. Jika jatuh di tempat yang
sesuai spora askus akan tumbuh menjadi benag hifa baru.
b.pembiakan
Secara Aseksual
Selain pembiakan secara seksual,
fungi ini juga melakukan perkembangbiakkan secara aseksual melalui pembentukan
tunas, pembentukan konidia, fragmentas. Warna spora dan konidia bemacam-macam. Ada
yang hitam,coklat, bahkan kebiruan, dan juga ada yang merah oranye.
Ukuran tubuh Ascomycota ada yang
mikroskopis (satu sel), ada yang makroskopis (dapat dilihat dengan mata).
Golongan fungi ini ada yang hidup saprofit, parasit dan ada pula yang bersimbiosis.
Kesimpulan
:Ascomycota
·
Hidup
saprofit,parasit, ada yang bersimbiosis
·
Hifa
bersekat melintang, bercabang-cabang
·
Pembiakan
aseksual dengan tunas, fragmentasi,
konidia
·
Pembiakan
seksual dengan menghasilkan spora askus
6.6.4
Filum Basidiomycota
Ads not by this site
Fungi Basidiomycota secaraumumnya
merupakan fungi makroskopik, yang dapat dilihat dengan mata kasar, kerana ukurannya
yang besar. Pada musim hujan dapat kita lihat pada pohon, misalnya fungi
kuping, fungi pohon, atau di tanah yang banyak mengandung bahan oganik,
misalnya fungi barat. Bentuk tubuh buahnya kebanyakan mirip payung misalnya
pada fungi merang yang kita amati. Basidiomycota ada yang boleh dimakan
misalnya fungi merang, cendawan tiram, fungi shiltake, dan lainnya, fungi
tersebut merupakan makan yang bergizi tinggi.
Hifa Basidiomycota memiliki sekat
melintang, berinti satu (monokaiotik) atau dua (dikariotik). Miseliumnya berada
pada substrat. Dari hifa dikariotik dapat muncul tubuh buah berbentuk payung
atau bentuk lain yang menjulang di atas substrat. Bagian tubuh buah inilah yang
enak dimakan. Tubuh buah atau basidiokarp merupakan tempat tumbuhnya basidium.
Setiap basidium menghasilkan 4 spora basidum.
Secara singkat daur hidup
Basidiomycota :Hifa (+) bertemu hifa (-) à inti dari hifa (+)pindah ke
hifa(-) à hifa dikariotik à tumbuh miselium muncul
basidiokarpàmembentuk basidium à spora basidium
Kesimpulan
:Basidiomycota
·
Merupakan
fungi makroskopik
·
Hifa
bersekat melintang, monokariotik, atau dikariotik
·
Menghasilkan
spora basidium dari reproduksi seksualnya
·
Reproduksi
aseksual dengan Konidia
6.6.5
Filum Deuteromycota
4.Divisi
Deuteromycota
Telah dinyatakan sebelumnya bahawa
fungi yang epoduksi seksualnya menghasilkan askus digolongkankedalam Ascomycota
dan yang menghasilkan basidium dikelaskan kedalam Basidiomycota. tetapi bukan
semua fungi yang dijumpai di alam telah diketahui cara pembiakan seksualnya.
Kira-kira terdapat sekitar 1500 jenis fungi yang belum diketahui cara pembiakan
seksualnya. Akibat dari hal ini, kita tidak dapat menggolongkan 1500 fungi
tersebut. fungi yang demikian untuk sementara waktu digolongkan ke dalam
Deuteromycota atau “fungi tak tentu”. Jadi Deuteromycota bukanlah penggolongan
yang sejati atau bukan takson. Jika kemudian menurut penelitian ada jenis dari
fungi ini yang diketahui proses reproduksi seksualnya,maka akan dimasukkan ke
dalam ascomycota atau Basidiomycota. Sebagai cotnoh adalah fungi oncom yang
mula-mula fungi ini berada di divisi deuteromycota dengan nama Monilla
Sithophila. Namun setelah diteliti ternyata fungi ini menghasilkan askus sehingga
dimasukkan ke dalam Ascomycota. Fungi Deuteromycota
yang tergolong pada jamur imperfeksi banyak yang menimbulkan penyakit,
misalnya, fungi Helminthosporium oryzae, dapat merosak kecambah,
terutama menyerang buah dan menimbulkan nodanoda hitam pada daun tumpang;
Sclerotium rolfsii merupakan penyakit busuk pada berbagai tanaman. Jenis fungi
dalam kelompok Deuteromycota yang menguntungkan adalah fungi
oncom (Monilia sitophila atau sekarang bernama Neurospora sitophila).
Lampiran
Keratin akhbar
ARKIB : 07/02/2004
Mempelbagaikan fungsi kulat
Oleh
LAUPA JUNUS
(WARTAWAN
UTUSAN)
KEBANYAKAN ahli masyarakat kita hari ini tidak begitu menyedari tentang
kepentingan organisma kulat dan cendawan. Jika ada pun yang meminati cendawan,
ia hanya digunakan sebagai hidangan sayuran yang enak dan berkhasiat tinggi.
Bagaimanapun,
sebahagian daripada kita menganggap kulat sebagai satu organisma yang tidak
berfaedah dan boleh mendatangkan kemudaratan kepada kehidupan.
Tetapi
para saintis mempunyai pendapat yang berbeza tentang kedua-duanya tumbuhan
tersebut.
Bagi
mereka, cendawan dan kulat berperanan penting dalam kehidupan manusia dan alam
sekitar.
Menurut
penyelidik di Institut Sains Biologi, Universiti Malaya, Prof. Madya Dr. Siti
Aisah Alias, kulat atau juga dikenali sebagai Fungi merupakan satu daripada
enam kingdom organisma hidup.
Selain
Fungi, lima kingdom yang lain adalah Plantae, Animalia, Archaebacteria,
Eubacteria dan Protista.
Kulat
sendiri terbahagi kepada lima bahagian iaitu Askomikota, Basidiomikota
(cendawan tergolong di bawah bahagian ini), Deuteromikota, Zigomikota dan
Citridiomikota.
Siti
Aisah menjelaskan bahawa orang ramai perlu mengubah tanggapan terhadap kulat
yang sering dilihat sebagai organisma yang tidak berfaedah. Ini kerana kulat
telah terbukti dapat memberi sumbangan besar dalam pelbagai bidang demi
kesejahteraan hidup manusia.
Menurut
beliau lagi, fungsi kulat dapat dilihat menerusi kegunaannya dalam proses
pembuatan roti, penghasilan antibiotik dan proses penapaian untuk penghasilan wain.
Kulat
secara amnya amat penting dalam pelbagai tujuan khususnya dalam bidang
perubatan. Kulat dan metabolitnya telah menjadi tumpuan sejak penemuan
penisilin oleh Sir Alexander Fleming.
Kumpulan
organisma ini bukan saja mempamerkan aktiviti antibakteria tetapi juga pelbagai
jenis bioaktiviti yang lain seperti imunosuppresi (hentikan tindak balas
penolakan apabila organ baru dimasukkan ke dalam badan), vitamin dan
sitotoksisiti (keracunan).
Hari ini
lebih daripada 120 jenis ubat yang digunakan (siklosporin A, adriamisin)
berasal daripada mikro-organisma ini.
Cendawan
juga merupakan organisma yang amat berguna sebagai makanan dan mempunyai
kandungan protein yang tinggi dan rendah kolestrol.
Justeru
itu, kajian mengenai kulat perlu dipertingkatkan lagi bagi mencari kemungkinan
fungsi kulat yang masih belum diketahui.
Malangnya
sehingga ke hari ini, jumlah ahli mikologi (penyelidik kulat) amat sedikit. Ini
disebabkan masih kurang kesedaran tentang kepentingan kulat dalam kehidupan.
Tegas
Siti Aisah lagi, terdapat andaian bahawa jumlah spesies kulat kini dianggarkan
sebanyak 250,000 dan ada sumber yang menganggarkan jumlahnya mencecah hampir
1.5 juta. Kekurangan ahli mikologi merupakan salah satu sebab mengapa banyak
spesies kulat belum ditemui dan diketahui manfaatnya.
Misalnya
penyelidikan kulat marin yang banyak dijalankan oleh beliau setakat ini hanya
menemui 380 spesies. Kekurangan pakar kulat marin juga membawa kesan negatif
memandangkan kajian penskrinan sebatian kulat jenis ini banyak dilakukan oleh
syarikat farmasi di negara-negara Eropah dan Amerika Syarikat sedangkan tiga
perempat daripada strain kulat jenis itu datangnya dari Negara Dunia Ketiga,
termasuk Malaysia.
Negara
Dunia Ketiga dianggap mengalami kerugian kerana kerja-kerja penskrinan kulat
itu bakal membawa keuntungan sehingga berbilion dolar kepada syarikat yang
terbabit.
Malaysia
sepatutnya tidak boleh berpeluk tubuh melihat bagaimana syarikat-syarikat luar
mengaut keuntungan besar sedangkan sumber asalnya diperolehi dengan mudah di
negara ini.
Kedudukan
Malaysia sebagai negara yang memiliki kepelbagaian biologi di tempat ke-12 di
dunia perlu dijadikan perangsang kepada saintis tempatan untuk menceburi
penyelidikan mengenai kulat.
Sudah
tiba masanya saintis di negara ini mengeksploitasi sumber semula jadi dan
seterusnya penggunaannya dikembangkan menerusi bidang bioteknologi, kata Dr.
Siti Aisah.
Apatah
lagi kos penyelidikan mengenai kepelbagaian biologi amat rendah memandangkan ia
hanya melibatkan penggunaan sumber semata-mata.
Satu lagi
aspek yang tidak kurang pentingnya adalah bagaimana konservasi alam sekitar
menyumbang kepada penyelidikan kulat.
Menurut
Dr. Siti Aisah, dalam aspek konservasi alam sekitar, biasanya tahap dan fungsi
ekologi sahaja diambil kira tetapi paras genetik tidak diendahkan.
Paras
genetik memainkan peranan penting dalam penyelidikan kulat khususnya dalam
penubuhan bank genetik. Ini bermakna kemusnahan habitat sekaligus menyebabkan
kehilangan sumber genetik yang menjadi asas penyelidikan kulat.
Hari ini
Dr. Siti Aisah merupakan satu-satunya saintis yang menjalankan penyelidikan
mengenai kepelbagaian biologi kulat marin di Malaysia.
Malah
beliau akan menghasilkan sebuah buku bertajuk `Malaysia Fungal Checklist' yang
akan menyenaraikan kira-kira 1,500 spesies kulat marin.
Sehingga
kini, beliau telah menemui 40 spesies kulat baru. Pemencilan kultur tulen yang
dijalankan membolehkan lebih banyak kajian lanjut dibuat.
Penyelidikannya
kini lebih tertumpu kepada penskrinan kulat bagi mengenal pasti sebatian yang
terkandung di dalamnya.
Penyelidikan
ini penting bagi membantu industri bioteknologi dan ubat-ubatan khususnya dalam
mencari penawar kepada penyakit kanser.
Selain
dari itu, Dr. Siti Aisah juga terlibat dalam penyelidikan diversiti kulat di
Antartika, kajian ekologi, kepelbagaian biologi dan taksonomi kulat dalam
ekosistem marin di hutan bakau dan pesisiran pantai.